1. Fisika
Dekade Newton.
Alam
semesta terdiri dari benda-benda padat. Benda-benda padat ini tersusun dari
atom-atom. Atom-atom tersusun dari nukleus yang terdiri dari proton dan netron.
Nukleus dikelilingi elektron-elektron. Teori ini berhasil menerangkan putaran
planet-planet.
2. Teori
Medan (awal abad 19).
Menemukan
fenomena medan elektromagnet.
Medan
adalah kondisi ruang yang berpotensi menghasilkan power. Adanya interaksi
proton dan elektron menimbulkan kondisi gangguan yang bisa mempengaruhi
interaksi selanjutnya bagi partikel-partikel lain.
3. Teori
Relativitas Einstein.
Adanya
4 dimensi kontinum (x-y-z-time ;
ruang-waktu).
-
Waktu tidak merupakan aliran alam.
-
Waktu tidak linier.
-
Waktu tidak absolut.
-
Waktu adalah relatif (tergantung pengamat).
4. Paradoks
(1920-an).
a. Fisika mengembangkan penelitian ke arah subatomik.
b. Paradoks terjadi karena gejala subatomik : cahaya
bersifat partikel (dalam suatu eksperimen), tetapi juga bersifat materi (dalam
eksperimen lain).
c. Sifat materi dan gelombang adalah komplemen, bukan lawan.
d. Max Plank :
cahaya bersifat kuanta.
e. Benda (elemen) adalah bisa bermutasi. Bahkan dalam skala
subatomik sesuatu tidak berada secara pasti pada suatu tempat, melainkan cenderung ada.
f. Semua partikel bisa bermutasi menjadi partikel lain,
dengan bantuan energi.
Semua
partikel bisa bermutasi menjadi energi.
Semua
energi bisa bermutasi menjadi partikel.
5.
Hologram.
a. Adanya
probabilitas interkoneksi antara sifat gelombang dan sifat materi.
b. Seluruh alam semesta merupakan jaringan dinamis daripada
energi yang tidak dapat dipisahkan.
c. Jika alam semesta merupakan sebuah jaringan, maka tidak
ada sesuatupun yang terpisahkan.
d.
Dr. David Bohm : adanya : -
implicate order.
-
explicate order.
dimana hologram membimbing ke arah ini.
tinjauan mengenai rangkaian kejadian berdasarkan cara
eksplisit dan implisit.
e.
Dr. Karl Pibram :
- Struktur otak yang dalam bekerja sebagai holografik.
Jadi
otak bekerja sebagaimana seluruh indra secara holografik.
- Alam semesta juga merupakan rangkaian holografik.
Jadi
rangkaian kejadian fisik akan meninggalkan
jejak holografik, selain kejadian fisik (eksplisit) merupakan kejadian lanjutan
dari kejadian holografik, karena keduanya saling merupakan komplemen satu sama
lain.
6. Hubungan
Superluminal.
a. Tahun 1964, fisikawan J. S. Bell membuktikan secara matematis bahwa partikel-partikel
subatomik saling berhubungan dengan beberapa cara, saling mempengaruhi, tanpa
memerlukan dimensi waktu.
b. Jika menurut Teori
Relativitas Einstein, mustahil kecepatan partikel melebihi cahaya, maka
menurut teori Bell pengaruh (antar partikel) bisa saja lebih cepat dari cahaya
(superluminal).
c. Teori Bell sekarang sedang didukung oleh eksperimen.
Jadi
kita bisa memandang fenomena-fenomena di luar dari teori relativitas Einstein1 .
d. Jadi : - era
1800-an, : Revolusi
Elektrik.
- era 1940-an, : Revolusi Atomik.
- era sekarang, :
bagaimana sesuatu berhubungan
dengan yang lain.
7. Medan
Morfogenetik.
a. Rupert Sheldrake
(dalam A New Science of Life).
- Memandang sistem tidak hanya berdasarkan materi dan
energi, tetapi medan tak tampak yang mengorganisirnya.
- Suatu perilaku akan memberikan resonansi morfik terhadap
generasi setempat.
b. Dr. David Bohm
(dalam Revisions).
- Eksperimen Einstein-Podolsky-Rosen
menunjukkan bahwa :
Hubungan
non lokal antar partikel, formasinya mempengaruhi formasi keseluruhan partikel.
- Konsepsi Timeless
tidak perlu dijadikan pegangan, karena parameter waktu merupakan bagian yang
masih kita butuhkan.
1 Misalkan saja fenomena Isra
Mi’raj Nabi Muhammad SAW menuntut kita untuk meyakini adanya kecepatan di atas
kecepatan cahaya.
Contoh
lain adalah UFO, hal ini juga menuntut kita untuk segera beralih dari referens cahaya.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking