Itik Alabio
Asal mula bebek alabio
Bebek
alabio berasal dari kalimantan. Bebek ini merupakan bebek petelur hasil
persilangan antara bebek bebek asli kalimantan selatan dengan bebek
peking. Sedangkan nama bebek alabio ini
berasal dari nama sebuah daerah di kalimantan selatan. Dan nama alabio sendiri
di berikan oleh seorang ilmuwan bernama drh. Saleh Puspo. Ilmuwan inilah yang
banyak melakukan penelitian tentang bebek alabio ini.
Ciri ciri bebek alabio antara lain:
-Tubuhnya
lebih besar di banding dengan bebek petelur lainnya
-ketika berdiri bebek ini mempunyai postur segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dari tanah
-paruh dan kaki bebek alabio ini berwarna kuning
-ketika berdiri bebek ini mempunyai postur segitiga dan membentuk sudut 60 derajat dari tanah
-paruh dan kaki bebek alabio ini berwarna kuning
Ciri lain dari bebek alabio jantan dan betina
Bebek alabio jantan
-mempunyai bulu berwarna abu abu kehitaman
-di ujung ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas
Bebek alabio jantan
-mempunyai bulu berwarna abu abu kehitaman
-di ujung ekor terdapat bulu yang melengkung ke atas
Bebek alabio betina
-mempunyai
bulu berwarna kuning ke abu abuan
-seluruh
bulu pada sayap,ekor,dad,leher,dan kepala sedikit kehitaman
-adanya
garis outih di atas mata yang menyerupai alis
atas
mata yang menyerupai Ciri
dan
kaki bebek alabio ini berwarna kuning
Keunggulan Itik Alabio
Salah satu jenis itik yang sering dibudidayakan
sebagai itik petelur adalah itik alabio. Itik yang berasal dari Kabupaten Hulu
Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, itu dalam setahun mampu memproduksi
telur sebanyak 230 butir. Dalam umur 6 bulan itik alabio sudah mampu
memproduksi telur dengan bobot rataan telur pertama 55,0 gram. Sedang bobot
rataan telur selama produksi seberat 62 gram. Puncak produksi telur yang dapat
dicapai itik alabio sebesar 90% pada sekitar minggu ke-12.
Secara tradisional, itik alabio dipelihara di daerah
rawa yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dengan sistem pemeliharaan yang
disebut sistem lanting. Di daerah rawa itulah itik alabio memperoleh pakan
berupa keong air sebagai sumber protein dan sagu atau dedak sebagai sumber
kalori. Seiring perkembangan dunia peternakan, itik alabio sekarang sudah
dikembangkan secara intensif. Tidak hanya di Hulu Sungai Utara saja, namun juga
berkembang pesat di Pulau Jawa dan Bali.
Itik dari jenis mallard itu disebut alabio, karena di
Hulu Sungai Utara paling banyak dijual di pasar Alabio. Sebagai plasma nutfah
Indonesia, itik alabio memiliki tubuh relatif besar dibanding itik jenis
lainnya. Bobot badannya untuk dewasa betina mencapai 1,6 kg – 1,8 kg dan dewasa
jantan 1,8 kg – 2,0 kg. Warna bulunya coklat dengan bintik-bintik putih di
seluruh badan dengan garis putih di sekitar mata. Pada jenis jantan, warna bulu
cenderung gelap. Sayapnya terdapat beberapa helai bulu suri berwarna hijau
kebiruan mengkilap. Warna paruh dan kaki kuning terang.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking